Langsung ke konten utama

Type of Welds (Jenis Jenis Lasan)

WELD TYPES 
The MDOT Bridge Design Guides provide the Designer with standard pile welding details utilizing three different weld types:

  • Full penetration groove welds 
  • Partial penetration groove welds 
  • Fillet welds 

A full penetration groove weld is also known as a full penetration butt weld, or complete joint penetration (CJP) weld. When properly designed a CJP weld is stronger than the base metal of the sections it has joined. In order to create a successful full penetration weld, back gouging or a backer bar is used to ensure filler metal from the electrode is deposited throughout the entire cross-section of the weld. CJP welds are used for the H-Pile splice detail and the Pipe Pile detail.


gambar 1. Full Penetration Weld

A partial penetration groove weld or partial joint penetration (PJP) weld is similar to a full penetration groove weld with the exception that the base metal sections being joined are only partially penetrated by the weld metal. Since the weld metal is not designed to penetrate through the entire cross-section, the use of a backer bar or back gouging is not required. PJP welds are used for the H-Pile alternate splice detail with channel splicers.

gambar 2. Partial Penetration Weld

A fillet weld is used to join sections of base metal lying in different planes and is used for the H-Pile alternate splice detail with channel splicers.
gambar 3. Fillet Weld

Jadi full penetration groove weld adalah pengelasan dimana sambungan dari kedua metal merupakan pengelasan atau kedua logam yang disambung tidak menempel satu sama lain. pengelasan tipe ini jika terdesain dengan baik, lasannya lebih kuat dibandingkan dengan logam yang disambungnya.
partial penetration groove weld  adalah pengelasan dimana logam yang disambung hanya di las sebagiannya saja, atau semacam"dilem" sebagian saja. sedangkan untuk fillet weld adalah pengelasan yang digunakan untuk menyambungkan logam yang memiliki sudut atau sumbu yang berbeda.

Sumber : https://www.michigan.gov/documents/mdot/Field_Manual_for_Pile_Welding_407880_7.pdf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

NDT - Dye Penetrant Test

Dye Penetrant Test Gambar 1. Bentuk Alat Uji Dye Penetrant Test Dye Penetrant merupakan  metode NDT  untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld (hasil lasan). Test ini sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat. Prinsip Kerja Gambar 2. Prinsip Kerja Dye Penetrant Test Prinsip kerja dari metode Dye Penetrent Test adalah menggunakan cairan penetrant dengan memanfaatkan kemampuannya yang bisa meleweati celah discontinouity serta kerja developer untuk mengangkat kembali cairan yang meresap pada retakan, dengan begitu cacat pada material dapat terdeteksi Kelebihan dan Kekurangan Dye Penetrant Test Kelebihan : Mudah Diaplikasikan Murah dalam pembiayaan Tidak dipengaruhi oleh sifat kemagnetan material dan komposisi kimianya Jangkauan pemeriksaan cukup luas Kekurangan : Tidak dapat dilakukan pada benda berpori atau material produk  powder metallurgy.  Hal tersebut akan menyebabkan terserapnya cairan p...

NDT - Vacuum Test

Vacuum Test Gambar 1. Bentuk Alat Uji Vacuum Test Vacuum Test  merupakan pengujian yang dilakukan pada jalur yang sudah dilas ( welding seams ) untuk mendeteksi adanya kebocoran atau  crack .  Vacuum Test  ini dilakukan hanya pada  welding seams  yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada pipa. Prinsip Kerja Vacuum Test  Gambar 2. Prinsip Kerja Vacuum Test Prinsip dasar dari Vacuum Test ini adalah mendeteksi kebocoran pengelasan dengan cara membuat udara disekitar benda yang akan diuji menjadi hampa udara  dengan menggunakan media semacam tabung dari bahan yang tembus pandang, kebocoran akan terdeteksi lewat alat ukur yang terpasang atau terlihat langsung dengan adanya busa / gelembung dari cairan air sabun yang tampak di dalam tabung. Prinsip kerja dari Vacuum Test adalah kebalikan dari prinsip kerja Air pressure Test. Kekurangan dan Kelebihan Vacuum Test Kelebihan : Power suppl...