Langsung ke konten utama

Postingan

Imperfection in Weld (Cacat dalam Pengelasan)

Imperfections in welds Commonly used steels are considered to be readily welded. However, these materials can be at risk from the following types of imperfection: porosity ;  solidification cracking ; hydrogen cracking ; reheat cracking . Other fabrication imperfections are lamellar tearing and liquation cracking but using modern steels and consumables, these types of defects are less likely to arise. In discussing the main causes of imperfections, guidance is given on procedure and welder techniques for reducing the risk in arc welding. Porosity Porosity is formed by entrapment of discrete pockets of gas in the solidifying weld pool. The gas may originate from poor gas shielding, surface contaminants such as rust or grease, or insufficient deoxidants in the parent metal (autogenous weld), electrode or filler wire. A particularly severe form of porosity is 'wormholes', caused by gross surface contamination or welding with damp electrodes. The presence of mang...
Postingan terbaru

Weldability Steel Group (Pengklasifikasian Tingkat Weldaibilty Logam)

Weldability of steel groups PD CEN ISO/TR 15608:2005 identifies a number of steels groups which have similar metallurgical and welding characteristics. The main risks in welding these groups are: Group 1. Low carbon unalloyed steels, no specific processing requirements, specified minimum yield strength R eH ≤ 460N/mm 2 . For thin section, unalloyed materials, these are normally readily weldable. However, when welding thicker sections with a flux process, there is a risk of HAZ hydrogen cracking, which will need increased hydrogen control of the consumables or the use of preheat. Group 2. Thermomechanically treated fine grain steels and cast steels with a specified miniumum yield strength R eH > 360N/mm 2 . For a given strength level, a thermomechanically processed (  TMCP ) steel will have a lower alloy content than a normalised steel, and thus will be more readily weldable with regard to avoidance of HAZ hydrogen cracking and the achievement of maximum hardness ...

Macam Macam Metoda Pengelasan

Berdasarkan Panas Listrik SMAW (Shield Metal Arch Welding)  SMAW (Shield Metal Arch Welding)  adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere. SAW (Submerged Arch Welding)  SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran–ukuran fluks tersebut ESW (Electro Slag Welding) ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun bedanya pada jenis ESW busurn...

Type of Welds (Jenis Jenis Lasan)

WELD TYPES  The MDOT Bridge Design Guides provide the Designer with standard pile welding details utilizing three different weld types: Full penetration groove welds  Partial penetration groove welds  Fillet welds  A full penetration groove weld is also known as a full penetration butt weld, or complete joint penetration (CJP) weld. When properly designed a CJP weld is stronger than the base metal of the sections it has joined. In order to create a successful full penetration weld, back gouging or a backer bar is used to ensure filler metal from the electrode is deposited throughout the entire cross-section of the weld. CJP welds are used for the H-Pile splice detail and the Pipe Pile detail. gambar 1. Full Penetration Weld A partial penetration groove weld or partial joint penetration (PJP) weld is similar to a full penetration groove weld with the exception that the base metal sections being joined are only partially penetrated by the weld metal. ...

NDT - Holiday Detector

Holiday Detector Gambar 1. Bentuk Alat Uji Holiday Detector Holiday Detector  adalah alat memiliki fungsi untuk mendeteksi adanya lubang atau pororitas pada suatu material, misal pengelasan pada pipa mempunyai permukaan yang tidak rata, sehingga menimbulkan celah kosong, disini berfungsinya  holiday detector  untuk mendeteksi celah kosong tersebut  (porosity) . Prinsip Kerja Holiday Detector Prinsip  Holiday Detector  mengalirkan arus energi listrik pada material yg telah di coating baik baru atau lama dimana alat tersebut akan berbunyi atau memberi sinyal apabila ada lubang kecil atau  pinhole   pada coating ( baik baru atau lama ) untuk coating baru biasanya berupa  bubble  atau porositas . Untuk coating yang lama biasanya terdapat regangan antara coating dengan logamnya. Holiday detector akan menerangkan untuk aplikasi berapa KV  voltage  yang di aplikasikan untuk ketebalan coating tertentu. K...

NDT - Vacuum Test

Vacuum Test Gambar 1. Bentuk Alat Uji Vacuum Test Vacuum Test  merupakan pengujian yang dilakukan pada jalur yang sudah dilas ( welding seams ) untuk mendeteksi adanya kebocoran atau  crack .  Vacuum Test  ini dilakukan hanya pada  welding seams  yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada pipa. Prinsip Kerja Vacuum Test  Gambar 2. Prinsip Kerja Vacuum Test Prinsip dasar dari Vacuum Test ini adalah mendeteksi kebocoran pengelasan dengan cara membuat udara disekitar benda yang akan diuji menjadi hampa udara  dengan menggunakan media semacam tabung dari bahan yang tembus pandang, kebocoran akan terdeteksi lewat alat ukur yang terpasang atau terlihat langsung dengan adanya busa / gelembung dari cairan air sabun yang tampak di dalam tabung. Prinsip kerja dari Vacuum Test adalah kebalikan dari prinsip kerja Air pressure Test. Kekurangan dan Kelebihan Vacuum Test Kelebihan : Power suppl...

NDT - Ultrasonic Flaw Detector (Ultrasonic Test)

Ultrasonic Flaw Detector Gambar 1. Bentuk Alat Uji Ultrasonic Flaw Detector Ultrasonic Flaw Detector  adalah yang tertua dan yang paling umum. Sejak tahun 1940-an, hukum-hukum fisika yang mengatur propagasi gelombang suara melalui bahan padat telah digunakan untuk  mendeteksi retakan tersembunyi, void, porositas, dan diskontinuitas internal lainnya dalam logam, komposit, plastik, dan keramik. Prinsip Kerja Ultrasonic Flaw Detector Gambar 2. Prinsip Kerja Ultrasonic Flaw Detector Prinsip kerjanya adalah dengan memanfaatkan rambatan gelombang ultrasonik yang dikeluarkan oleh transduser pada benda kerja dan kemudian gelombang baliknya ditangkap oleh  receiver. Gelombang yang diterima ini dapat diukur intensitasnya, waktu perambatan atau resonansi yang ditimbulkan sehingga pada umumnya pemeriksaan ultrasonik ini didasarkan pada perbedaan intensitas gelombang yang diterima serta waktu perambatannya. Kelebihan dan Kekurangan Ultrasonic Flaw ...